Monday, April 11, 2011

Balon Gubernur DKI Sudah Adu Jargon

Tak hanya sekadar adu popularitas dan elektabilitas. Bakal calon Gubernur DKI Jakarta 2012 pun bakal adu kreatif dengan membuat jargon atau slogan politik guna mempermudah masyarkat mengingat si calon.
Nachrowi Ramli, bakal calon Gubernur dari partai Demokrat misalnya sudah menyiapkan slogan “Selamatkan Jakarta.” Jargon yang sudah disipakan Nachrowi ini tentunya punya dasar kuat terhadap kondisi dan persoalan yang menimpa ibukota saat ini, seperti banjir dan kemacetan. Dengan kesemrawutan ini menyadarkan Nachrowi dan warga untuk segera membenahi Jakarta.
“Permasalahan yang kompleks ini memaksa kita semua untuk tergerak menyelamatkan Jakarta. Menyelamatkan Jakarta ini tidak bisa ditunggu-tunggu lagi,” jelas Sekjen DPD Partai Demokrat Irfan Gani kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Berbada dengan Nachrowi, bakal calon Gubernur DKI Tantowi Yahya menetapkan jargon “Cinta Jakarta.”
Menurut anggota Komisi I DPR itu, jargon ‘Cinta Jakarta” itu memiliki penjabaran sangat luas.
Yang pasti, lanjut kakak presenter Helmi Yahya ini, rasa memiliki warga DKI terhadap kotanya sendiri masih jauh dari harapan. Akibatnya, berbagai persoalan yang mucul di ibukota Jakarta seringkali harus dihadapi sendiri oleh pemerintah daerah.
“Saat ini banyak penduduk DKI yang tidak merasa bangga sebagai ibukota. Padahal mereka bermukim dan mencari nafkah di Jakarta. Jadi, slogan “Cinta Jakarta” ini perlu ditanamkan kepada warga Jakarta,” jelas Tantowi kepada Rakyat Merdeka kemarin.
Berbeda dengan balon Partai Golkar lainnya, Aziz Syamsuddin. Wakil Ketua Komisi III DPR (bidang hukum) itu masih belum memikirkan apakah jargon yang akan diusungnya dalam menghadapi pertarungan Pilkada DKI. “Yang penting sekarang, kita jalin dulu tali silturahim dengan masyarakat,” ungkap Azis.
Apalagi, lanjutnya, saat ini partai yang dipimpin Aburizal Bakeri itu belum memutuskan siapa calon yang akan didukung di Pilkada DKI 2012. “Kita fokus dulu di internal, soal jargon itu gampang,” ujarnya.
Memang slogan bisa mempengaruhi warga untuk menentukan pilihannya di pilkada. Tengok saja pada pemilihan Gubernur DKI 2007.
Ketika itu, Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Prijanto mempunyai slogan “Serahkan Pada Ahlinya” cukup mengena dihati warga DKI. Akhirnya Foke-Prijanto terpilih menjadi Gubernur-Wakil Gubernur mengalahkan pasangan Adang Dorodjatun-Dani Anwar yang diusung PKS.
Belakangan, slogan “Serahkan Kepada Ahlinya” sepertinya jadi boomerang. Sebab, setelah Foke terpilih, slogan yang diucapkan tersebut tidak dilaksanakan dengan baik.
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PKS Selamet Nurdin membenarkan, tag line Foke pada Pilkada 2007 lalu jadi bomerang. “Kesalahan pertama Fauzi Bowo terlanjur punya tag line ‘Serahkan pada ahlinya' jadi agak blunder.” QAR

No comments:

Post a Comment