Wednesday, April 27, 2011

Balon Sikut-sikutan, Suara Golkar Pecah

Sikut-sikutan antara bakal calon (balon) Gubernur DKI dari Partai Golkar dinilai murugikan partai berlambang pohon beringin.
Polemik ini akan membuat suara Golkar di DKI Jakarta pecah sehingga menguntungkan partai politik lain di Pilkada 2012.
Demikian diungkapkan Direktur Strategis Indopolling Karyono Wobowo saat dihungin Rakyat Merdeka, di Jakarta, tadi malam.
“Jika (polemik) ini tidak segera diantisipasi dan diselesaikan, maka akan mempengaruhi eksistensi Partai Golkar pada perolehan suara di Pilkada DKI 2012,” jelas Karyono.
Menurut Karyono, perang terbuka antarbalon gubernur dari Golkar sudah mulai terasa ketika Tantowi Yahya menyindir dua kandidat balon lainnya Prya Ramadhani dan Azis Syamsuddin. Dalam kesempatan itu, Tantowi yang juga anggota Komisi I DPR mengatakan tingkat popularitasnya lebih baik ketimbang dua rekannya yakni Priya Ramadhani dan Aziz Syamsudin. Atas pernyataan ini, Prya Ramdhani mengatakan, pernyataan Tantowi itu tidak layak.
“Jadi, sudah sangat jelas munculnya polemik. Meski yang dikatakan Tantowi itu benar, tapi tidak etis dia (Tantowi) ungkap ke publik,” ujar Karyono.
Sebab, kata Karyono, dengan pernyataan Tantowi itu akan mampu memperkeruh situasi di tubuh internal Golkar.
“Di kalangan bawah partai akan lebih memanas. Ini semua harus segera diredam, jangan dibiarkan masalah ini berlarut-larut,” paparnya.
Sebenarnya, menurut Karyono, kisruh di internal Golkar itu tidak perlu diciptakan. Sebab, kata Karyono, perang dingin antara bakal calon itu mampu berdampak kepada lemahnya loyalitas kader dan simpatisan partai.
“Bukan tidak mungkin mereka (kader) membelot saat pemilihan, akibat kisruh yang berkepanjangan,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, jika perang dingin terus dipelihara, maka akan menguntungkan partai lain. “Jika konflik itu diciptakan, percuma karena seberapa kuat mereka saling mengejek, tetap saja yang dipakai hasil akhir survei Partai Golkar,” jelasnya.
Sebenarnya, masalah itu tidak hanya terjadi di Golkar, tapi bisa dialami partai lain.
Dia berharap, agar para balon gubernur tidak menyingkung calon lain.
“Kalau white campaign kan lebih elok keliatannya. Apalagi mereka adalah calon gubernur DKI, dimana masyarakatnya memiliki tingkat intelektual yang lebih tinggi,” katanya.
QAR

No comments:

Post a Comment