Thursday, April 21, 2011

Gubernur Siap Tertibkan Debt Collector Di Sulbar

Jika Aksinya Sudah Menjurus Ke Anarkisme & Premanisme

Merebaknya aksi anarkisme dan premanisme yang dilakukan debt collector (penagih utang) kepada penunggak utang membuat gerah sejumlah kepala daerah, khususnya gubernur.

Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh misalnya, menyesalkan tindakan aksi premanisme dari sejumlah debt collector atau penagih utang yang meresahkan masyarakat.
Menurut Anwar, debt collector saat menagih utang harus sesuai aturan dan berprilaku baik kepada masyarakat. Jika sikap debt collector sudah menjurus ke aksi anarkisme dan premanisme, maka semuanya harus ditertibkan.
Dia mengaku, siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum seperti kepolisian untuk menertibkan debt collector di Sulbar. Kerjasama ini perlu dilakukan karena belajar dari pengalaman sebelumnya yang terjadi di Jakarta. Yakni Irzen Octa tewas usai mendatangi kantor Citibank di lantai lima, gedung Menara Jamsostek, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan Selasa (29/3) lalu.
Irzen tewas di ruangan Cleo setelah diinterogasi debt collector mengenai tunggakan kartu kreditnya yang mencapai Rp 100 juta.
“Jadi, memang perlu ada ketegasan dari aparat penegak hukum. Meski terjadi di Jakarta, tapi kami di Sulbar akan mengantisipasinya agar tidak terjadi di daerah kami,” kata gubernur dari Partai Golkar ini ketika dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.
Karena itu, Anwar mengaku, akan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar perlunya hubungan baik dengan pihak bank sehingga tidak menimbulkan tindakan kekerasan.
Dijelaskan, tindakan kekerasan yang dilakukan debt collector kepada masyarakat tidak akan mampu menyelesaikan masalah. Justru semuanya akan memperuncing masalah.
“Mereka (debt collector) harusnya lebih memakai akal sehat dan tidak hanya mengedepankan otot. Ke depan, kita berharap bank menggunakan jasa kepolisian untuk menagih utang. Hal ini untuk meminimalisir tindakan atau aksi premanisme seperti yang dilakukan debt collector,” ungkapnya.
Meski demikian, jika para penagih hutang itu ditertibkan, Gubernur Sulbar berjanji, akan tetap memberikan lapangan pekerjaan bagi debt collector yang sudah tak bekerja lagi. Misalnya, memberikan pekerjaan di berbagai pelabuhan.

“Dengan kekuatan fisiknya, mereka mampu memberikan jasanya. Tentunya tanpa kekerasan,” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, yang perlu memperbaiki proses rekrutmen calon debt collector.
Selama ini, ujarnya, bank hanya menyewa debt collector yang sikapnya seperti preman, wajah seram, bertubuh tinggi besar. “Padahal itu semua tidak perlu. Yang penting adalah debt collector yang punya sikap dan sopan santun terhadap masyarakat,” tambah Anwar yang bakal maju lagi di Pilkada Sumbar 2011.
Sementara itu, Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf tidak mau banyak berkomentar terkait maraknya aksi anarkisme yang dilakukan para penagih utang.
Tapi, Irwandi sepakat bahwa tindakan atau aksi anarkisme dan premanisme harus mendapatkan saksi tegas dari aparat penegak hukum. “Jadi, semuanya kita serahkan kepada aparat hukum,” tutup Irwandi.QAR

No comments:

Post a Comment