Wednesday, June 22, 2011

Pilkada DKI 2012, PDIP Nggak Patok Cagub Dari Militer

Bursa calon Gubernur DKI Jakarta 2012 terus menghangat. Berbagai spekulasi bermunculan. Ada yang berharap, sosok pemimpin ibukota berlatarbelakang militer. Ada juga lebih sreg dengan sipil.
Bagi Wakil Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo, partainya tidak mempermasalahkan latarbelakang pemimpin DKI ke depan.
“Yang penting, pemimpin ibukota nanti harus berani, tegas, cerdas, dan punya terobosan jitu untuk mensejahterakan rakyat. Percuma saja, kalu berlatar belakang militer tapi masih takut-takut,” kata Dwi saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.
Melanjutkan keterangannya, Dwi mengaku, partainya masih terus mengkaji sejumlah tokoh, baik lokal ataupun nasional guna diusung sebagai calon gubernur periode 2012-2017.
“Kita terus mensurvei guna mengukur persepsi publik terhadap pilkada dan para bakal calon. Baik popularitasnya ataupun elektabilitasnya,” jelasnya.
Setelah itu, lanjut Dwi, menyiapkan konsep dasar sebagai kontak politik atau perjanian politik terhadap calon nanti.
Sejauh ini, sejumalah nama dari ekseternal partai yang dimasukan dalam daftar cagub DKI seperti Nachrowi, Fauzi Bowo, Djan Farid, Triwisaksana, Priya Ramadhani, Tantowi Yahya, Priyanto. Sementara untuk internalnya, ada nama seperti Rano Karno, Boy Sadikin, Joko Widodo dan ada beberapa lagi. “Bulan depan (Juli 2011) kita akan buka pendaftaran, dan semoga setelah lebaran kita sudah bulat memberikan dukungannya,” tutupnya.
Sebelumnya, politisi PDIP DKI Boy Bernadi Sadikin secara pribadi menilai, figur yang cocok memimpin Jakarta merupakan sosok militer. “Minimal jenderal bintang tiga, agar koordinasi dengan Pangdam jaya dan Kapolda metro bisa lebih luwes,” ujar Boy, Minggu (19/6).
Sosok militer dibutuhkan lantaran gubernur ke depan harus bisa memberikan rasa aman, nyaman serta menciptakan ketertiban bagi warganya. Dalam menata Jakarta tidak cukup hanya mengandalkan popularitas saja. “Apakah menjamin tokoh yang populer akan membawa Jakarta lebih baik memimpin Jakarta tidak boleh coba-coba tapi harus punya kemampuan di atas rata-rata,” jelasnya.
Meski demikian, lanjutnya, DPP PDIP masih menunggu hasil survei. “Seharusnya parpol punya sikap dalam menentukan cagub. Tidak semata-mata hanya mengandalkan survei dalam penjaringannya. Kalau ada figur eksternal yang layak dan mumpuni untuk diusung sebaiknya diberi kesempatan. Kalau yang diusung kurang popular, ya tugas parpol untuk mendongkrak popularitas sang calon,” tandasnya. QAR

No comments:

Post a Comment