Wednesday, June 22, 2011

Rebut DKI-1, Nachrowi Ramli Terapkan Politik Santun

Lama tak ada gebrakan dari kandidat bakal calon (balon) Gubernur DKI Jakarta 2012, bukan berarti Nachrowi Ramli terus berdiam diri.
Mayor Jenderal (purnawirawan) TNI yang akrab dipanggil Bang Nara mengaku, terus bekerja untuk merebut kursi DKI-1 alias Gubernur DKI.
“Semuanya berjalan, going on process,” kata Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta ini saat ditemui Rakyat Merdeka usai menghadiri acara ‘Gebyar Budaya Betawi’ di Monas, Jakarta, Minggu (19/6).
Meski belakangan ini suaranya jarang muncul ke permukaan publik, tapi putra asli Betawi yang lahir dan besar di Gang Masjid Jalan Kramat Sentiong itu merancang berbagai strategi guna memenangkan ‘pertandingan’ perebutan orang nomor satu di ibukota.
“Kita perlu speed up, habis itu kite harus melihat sasaran-sasaran strategis yang mesti lebih dulu dicapai,” jelas pria hampir genap berusia 60 tahun ini.
Saat ini, ujar bekas Kepala Sandi Negara ini, yang perlu dilakukan adalah menjalankan politik santun.
Menurutnya, politik beretika itu perlu dikembalikan ke zaman ini untuk meraih kursi kepemimpinan.
“Kita berpolitik tidak boleh menyakiti atau menyinggung pasangan lain. Politik harus dilakukan secara santun,” paparnya.
Sejatinya, dalam politik, banyak cara dan upaya yang bisa dimainkan untuk meraih tujuan. Tapi, harusnya juga sadar bahwa dalam berpolitik mereka dikerangkeng dengan aturan agar prilaku para pemain politik itu tidak berprilaku liar.
Supaya semua orang merasa nyaman, lanjutnya, sudah semestinya para pemain politik memperhatikan aturan main. Aturan yang membuat sebuah pertunjukkan menjadi enak ditonton.
“Kalau dalam olahraga kita mengenal istilah fair play, tentu di ranah politik kita juga menginginkan para politisi kita menerapkan hal serupa. Politik santun menjadi idaman bagi kita semua,” ungkap Ketua Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi ini.
Belakangan ini, dia mengaku, tengah disibukan dengan berbagai kegiatan meningkatkan kesejahteraan dan kebudayaan Betawi, terutama menjelang peringatan HUT DKI ke-484.
Di hari jadi Jakarta ini, dia mengajak seluruh komponen, termasuk pemerintah DKI untuk mengevaluasi atau introspeksi diri guna memberikan yang terbaik bagi warga Jakarta.
“Sudah sepatutnya kita mengevaluasi dan introspkesi apa program-program yang sudah dan belum jalan. Disana juga perlu ada revisi program-program karena dengan pesatnya perkembangan jaman.”
Ditegaskan, jika perekonomian saat ini dirasa belum mencapai apa yang diharapkan, dan masih jauh kesenjangan antara yang kaya dan miskin, maka perlu diambil langkah-langkah konkrit untuk menyelesaikannya.
Selain itu, tambahnya, kesenian betawi sudah sepatutnya memiliki wadah pelestarian dan pengembangan budaya secara berkesinambungan. “Jika Sunda punya gedung Lisciji, Jawa punya Adiluhung, Betawi mana gedungnya. Ini kan perlu juga dipikirkan,” tutupnya. QAR

No comments:

Post a Comment