Saturday, January 15, 2011

Calon Kepala Daerah Harus Belajar Ikhlas Terima Kekalahan

PENGAMAT politik dari Universitas Paramadina, Muhamad Ikhsan Tualeka mengungkapkan, banyak calon kepala daerah tidak mau mengakui ke-kalahannya ketika bertarung di pilkada. .

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya gugatan pilkada yang dilayangkan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Dari ratusan sengketa pilkada yang masuk, hanya dua atau tiga gugatan yang dikabulkan, sementara sisanya ditolak.

"Ini membuktikan kalau calon kepala daerah yang kalah itu masih mencari kesalahan pemenangnya. Mereka tidak terima kekalahan," papar Ikhsan kepada Rakyat Merdeka.

Dijelaskan, kesalahan yang dicari calon yang kalah itu adalah bukti-bukti pelanggaran dari panwas setempat. "Atau menyiapkan bukti-bukti atau saksi palsu untuk menguatkanargumentasinya di persidangan," paparnya.

Ikhsan menyangsikan ucapan calon kepala daerah yang menyatakan siap menang dan kalah sebelum pilkada digelar.

"Itu hanya ucapana. Buktinya, mereka masih banyak yang belum menerima keka-lahannya."

Sementara pengamat politik dari Universitas Indonesia, Prof Iberamsjah meminta elite politik memberikan pendidikan politik kepada calon kepala daerah dan masyarakat. Hal ini supaya para calon kepala daerah legowo ketika gagal di pilkada.

"Tapi, nyatanya, para elite hanya-memikirkan bagaimana mencetak calon dan memenangkan pemilu. Parpol telah gagal memberikan pendidikan politik yang berwawasan kebangsaan, ke-lndonesia-an dan kekitaan," katanya. QAR

No comments:

Post a Comment