Friday, January 21, 2011

Gandung Pardiman, Bekas Calon Bupati Gunungkidul

Kapok Dengan Permainan ‘Jorok’ Rivalnya

Kekalahan Gandung Pardiman di Pilkada Gunungkidul, Yogyakarta 2005 memang jadi pukulan telak baginya.
Entah kenapa, Ketua DPD I Partai Golkar ini tidak ingin mengulas lagi kekalahannya di pilkada lima tahun silam.
Selama empat tahun, aku politisi beringin, dirinya belum melupakan kekalahan yang menyakitkan itu.
“Setahun ini, saya baru bisa melupakannya, jadi tolong jangan ungkit lagi masa lalu,” pinta Gandung kepada Rakyat Merdeka.
Di Pilkada Gunungkidul yang diikuti lima pasang calon, pasangan Gandung Pardiman-Untung Santoso harus rela menempati posisi ketiga. Pasangan yang diusung Partai Golkar ini hanya memperoleh 75.957 suara (19,42 persen).
Ditempat pertama diraih pasangan yang diusung PAN Suharto-Badingah dengan 126.514 suara (32,34 persen),
diikuti pasangan Sugito-Nuniek Tasmin Haryani dengan 93,173 suara (23,82 persen).
Diurutan keempat diduduki Yoetikno- Sukamto 63.906 suara (16,34 persen), dan posisi buntut diraik Siswanto- Noor Iman 31.606 suara (8,08 persen).
Saat pilkada, cerita Gandung, berbagai isu miring kerap menyudutkannya, diantaranya dituding curi start.
Tudingan itu berawal ketika Gandung bersama pasangannya Untung Santoso mendaftar pilkada di KPUD Gunungkidul. Saat menuju gendung KPUD itu, Gandung-Untung diarak dengan iringan-iringan becak, tukang ojek, salawatan, reog, gejok lesung dari Kantor DPD Partai Golkar Gunungkidul ke KPUD Gunungkidul. Selain itu, ada sejumlah bahilo besar diarak dengan mobil.
Arak-arakan inilah yang membuat beberapa warga mengganggap
sebagai bentuk kampanye terselubung dan mencuri start.
Tapi, Gandung tidak merasa hal itu sebagai kampanye terselubung dan curi start. Kegiatan itu dilakukan hanya dalam rangka mengiringi calon kepala daerah dalam mendaftar.
“Ketika berangkat, kitakan belum calon resmi yang ditetapkan KPUD, sehingga sebenarnya tidak ada pelanggaran yang dilakukan,” jelasnya.
Ditanya apakah mau ikut pilkada lagi, Gandung mengatakan, atas kekalahan itu Gandung ogah mencalonkan lagi.
Sebab, menuver politik dan kampanye hitam yang dilancarkan lawan politiknya di pilkada jorok. Selain itu, mental sebagian besar masyarakat sudah mulai ‘dibeli’. “Jadi, saya sudah kapok maju jadi kepala daerah di pilkada lagi,” kata anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Golkar ini.
Saat ini, dia mengaku, sudah mulai menikmati masa hidupnya. “Saya akan tetap berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekelilingnya. Ya, nikmatin masa-masa hidup saya aja, biar husnul khatimah,” tutupnya. QAR

No comments:

Post a Comment