Friday, January 21, 2011

Farouk Muhammad, Bekas Balon Gubernur NTB

Terpental Karena Parpol Minta ‘Gizi’ 4 Miliar

Besarnya biaya yang dipatok partai politik (parpol) membuat Farouk Muhammad terpental menjadi calon Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) 2008.
Bayangkan saja, untuk maju sebagai calon gubernur, bekas gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini harus menyiapkan ‘gizi’ untuk parpol minimal Rp 4 miliar.
Saking besarnya cost yang diplot parpol, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal NTB ini mengaku sempat melakukan tawar menawar dengan parpol.
“Mereka sempat meminta empat miliar, itu di luar ongkos pribadi orang-orang parpol. Saya tawar, tapi mereka tidak mau, ya akhirnya saya nggak dicalonkan,” kata Farouk kepada Rakyat Merdeka.

Bekas bakal calon (balon) Gubernur NTB ini kecewa dengan sistem yang diterapkan parpol.
Menurut pria kelahiran Sape Kabupaten Bima, NTB, 17 Oktober 1949 ini, dengan besarnya ‘gizi’ untuk parpol itu mengakibatkan banyak kepala daerah yang jadi tersangka kasus korupsi. “Sebab, sejak awal, kepala daerah terpilih itu sudah mengeluarkan dana besar untuk parpol. Kemudian mereka berpikir bagaimana cara mengembalikan dana yang sudah dikeluarkan, akhirnya satu-satunya jalan dengan korupsi,” ungkapnya.
Selain itu, Farouk mengaku kecewa dengan KPUD setempat. Pasalnya, penyelenggara pilkada itu, dengan berbagai alasan, tidak mengizinkan calon independen maju di Pilkada Gubernur NTB. Padahal, peraturan perundangan sudah memperbolehkan calon independen maju.
Karena Farouk terpental, akhirnya Pilkada NTB 2008 hanya diikuti empat pasangan calon.
Dalam pilkada itu, KPUD NTB menetapkan pasangan Tuan Guru Bajang Kiyai Haji Muhammad Zainul Madjdi-Badrul Munir sebagai Gubernur NTB. Pasangan yang diusung PBB dan PKS ini meraih 847.976 suara (38.84 persen).
Posisi kedua ditempati pasangan incumbent Lalu Serinata-M Husni Djibril yang didukung koalisi Partai Golkar, PDIP, Partai Bintang Reformasi dan Partai Patriot dengan 576.123 suara (26,39 persen).
Di posisi ketiga, pasangan Zaini Arony-Nurdin Ranggabarani didukung PPP dan PKB yang memperoleh 387.875 suara ( 17,77 persen).
Diurutan buncit diraih Nanang Samodra - Muhammad Jabir didukung oleh Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, Partai Sarikat Indonesia dan Partai Karya Peduli Bangsa) dengan 370.919 suara (16,99 persen).
Keinginan Farouk untuk mencalonkan gubernur karena ingin mengabdikan dan membangun daerahnya.
“Saya bukan tipe orang yang main-main dalam pencalonannya. Saya tidak nekat, namun menggunakan perhitungan. (Pencalonan) Ini panggilan moral, mau care terhadap daerah kelahiran saya sendiri,” ujar senator periode 2009-2014 itu.
Soal program, Farouk mengingatkan DPRD NTB agar menjadikannya sebagai kontrak dari gubernur terpilih.
Bukan pokoknya memilih si Anu. Calon harus punya agreement sebagai kontraknya. Kalau tidak jalan, ya harus dipertanyakan sebagai kebohongan publik,” tutupnya. QAR

No comments:

Post a Comment