Thursday, January 27, 2011

Nasir Djamil, Bekas Calon Wakil Gubernur Aceh

Pendukung Kecewa Karena Jadi Cawagub


Kekalahan di pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Aceh 2007 tidak membuat kecewa Nasir Djamil.
Bekas calon Wakil Gubernur (Cawagub) Aceh ini terus melakukan intropeksi atas kekalahannya itu.
Anggota Komisi III DPR (bidang hukum) ini mengaku, salah satu faktor menurunnya suara yang diraih di pilkada itu karena Nasir ditempatkan sebagai cawagub, sedangkan calon gubernur ditempati Azwar Abubakar.
Dengan penempatan posisi kedua itu, lanjut politisi PKS ini, tak sedikit pendukungnya kecewa.
“Mereka (pendukung) berharap saya ditempatkan sebagai calon gubernur. Itulah sebabnya kenapa mereka tidak begitu antusias mengikuti proses pilkada lalu,” kata Nasir kepada Rakyat Merdeka.
Pada pilkada itu, pasangan Azwar Abubakar-Nasir Djamil hanya puas diposisi keempat dengan perolehan 11,07 persen.
Sedangkan posisi pertama ditempati pasangan Irwandi Yusuf-Mohammad Nazar yang mengantongi suara terbanyak dengan 39,27 persen. Diikuti pasangan Humam Hamid-Hasbi Abdullah yang diusung PPP dengan 16,17 persen. Diperingkat ketiga ditempati pasangan
Malik Raden-Sayed Fuad Zakaria 13,96 persen.
Sedangkan posisi kelima ditempati pasangan Ghazali Abbas-Salahuddin Alfata mendapat 7,47 persen, disusul pasangan Iskandar Hoesin-Saleh Manaf memperoleh 5,18 persen.
Sementara pasangan Tamlicha Ali-Harmen Nuriqmar dan Djali Yusuf-Syauqas Rahmatillah memperoleh 3 persen.

Meski demikian, Nasir Djami tidak kecewa dan menyesalkan atas kekalahannya di pilkada lalu.
“Kekalahan itu dijadikannya sebagai bahan renungan untuk jadi manusia yang lebih baik lagi. Setidaknya saya bisa mengetahui apa yang kurang dari saya,” cerita Nasir.
Kedepannya, penulis buku “Membela Aceh di Senayan" dan "Setitik Bakti Untuk Nanggroe Endatu” itu berharap, masyarakat Aceh mampu memilih pemimpin bersih, transparan dan profesional.
“Jika sudah demikian, saya optimis pilkada langsung mampu menghasilkan pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyat,” kata pria kelahiran Medan 22 Januari 1970 itu.
Ditanya kemungkinan dicalonkan lagi di pilkada, Nasir mengaku siap dicalonkan lagi menjadi orang nomor satu di Aceh.
“Ya itu tergantung dari DPP PKS, apakah akan mengamanatkan saya kembali atau tidak,” jelasnya.
Selain itu, dia ingin mengetahui seberapa antusiasme masyarakat mengamanahkan dan berharap padanya untuk memimpin Aceh. “Kalau sudah memenuhi persyarakat itu, maka kemungkinan besar saya akan maju.” QAR

No comments:

Post a Comment